LAPORAN REKAYASA PROSES PANGAN
“Penentuan Umur Simpan
Produk Sosis”
Dita Fitriani
(14106007)
Desi
Puspitasari (14106006)
Fadhilah
Dorian Saputri (14106010)
Syahidah
(14106024)
M.
Zulfikar (14106011)
Andryanto
(14106031)
PRODI ILMU DAN
TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengolahan
pangan pada industry komersial umumnya bertujuan memperpanjang masa simpan,
mengubah atau meningkatkan karakteristik produk (warna, cita rasa, tekstur),
mempermudah penanganan dan distribusi, memberikan lebih banyak pilihan dan
ragam produk pangan di pasaran, meningkatkan nilai ekonomis bahan baku, serta
mempertahankan atau meningkatkan mutu, terutama mutu gizi, daya cerna, dan
ketersediaan gizi. Kriteria atau komponen mutu yang penting pada komoditas
pangan adalah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur, warna, umur simpan,
kemudahan, kehalalan, dan harga (Andarwulan dan Hariyadi 2004).
Umur simpan merupakan waktu yang
dibutuhkan suatu produk pangan hingga menjadi tidak layak dikonsumsi lagi jika
dilihat dari segi keamanan, nutrisi, sifat fisik dan organoleptik setelah
disimpan dalam kondisi yang direkomendasikan.
Keterangan umur simpan (masa kadaluarsa) produk
pangan merupakan salah satu informasi yang wajib dicantumkan oleh produsen pada
label kemasan produk pangan. Pencantuman informasi umur simpan menjadi sangat
penting karena terkait dengan keamanan produk pangan dan untuk memberikan
jaminan mutu pada saat produk sampai ke tangan konsumen. Kewajiban pencantuman
masa kadaluarsa pada label pangan diatur dalam Undang-undang Pangan no. 7/1996
serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan, dimana
setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa (expired date)
pada setiap kemasan produk pangan (Millati, 2014).
1.2
Tujuan
Praktikum kali
ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan orde reaksi dalam
penentuan umur simpan produk serta menentukan parameter yang mempengaruhi umur
simpan seperti konstanta kecepatan reaksi (k), energi aktivasi (Ea) dan
menentukan kondisi penyimpanan yang sebenarnya.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni 2016 pukul 10.00-12.30 WIB di Laboratorium
Biokimia Lantai 4 Universitas Trilogi.
2.2 Bahan dan Alat
Sampel
yang digunakan untuk menetukan dan mengetahui umur simpan adalah produk sosis
keju. Serta alat yang dibutuhkan yaitu kalkulator dan laptop.
2.3 Metode Kerja
Penentuan umur simpan ini dilakukan
menggunakan metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) atau arrhenius
dengan cara membuat
regresi tabel suhu dan tabel umur simpan pada microsoft excel
dan selanjutnya dilakukan perhitungan data. Kemudian melakukan analisis data
yang diperoleh. Setelah diperoleh umur simpan dari
perhitungan akan dibandingkan dengan umur simpan yang ada pada kemasan produk
sosis tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 dan
2 Gambar Sampel Sosis
Tabel 1. Suhu Penyimpanan dan
lama penyimpanan produk sosis
Suhu Penyimpanan
|
Lama Penyimpanan
|
25
|
1 hari
|
5
|
30 hari
|
-20
|
365 hari
|
·
Perhitungan
Ln Qt = Ln Qo –
Kt
Qt = 60 %
=
0.6 Qo
Ln
0.6 Qt = Ln Qo – K.t
Ln 0.6 Qo
= – K.t
Ln 80
Ln 0.6 = – K.t
K =
T = - Ln (0.6)/k
Q = Nilai akhir parameter mutu setelah waktu t
Qo = Nilai awal parameter mutu
t = Waktu penyimpanan (dalam hari, bulan, tahun)
k = Konstanta laju reaksi ordo nol atau satu
Grafik Perhitungan Umur Simpan
Ln k = -Ea/R. 1/T + ln Ko
K = Ko
Ln Ko = 29,933
Ko =
Ea/R = -9456
k = Konstanta laju perubahan
K = Ko
ko = konstanta ( faktor frekuensi yang tidak tergantung
suhu)
Ea = energi aktivasi
T = suhu mutlak (K)
R = konstanta gas (1.986 kal/mol K)
Tabel 2. Perbandingan
Konstanta dan Waktu Simpan
K
|
T
|
0.2793
|
1,82
|
0.0421
|
12,13
|
9,596 x
|
532,30
|
Tabel
3. Data Umur Simpan
T (oC)
|
(1/T)
|
K
|
T Perhitungan (hari)
|
R
|
hK (y)
|
1/T (k)
|
25
|
0.0033
|
0.2793
|
2
|
0.5108
|
-0.6717
|
0.0033
|
5
|
0.0035
|
0.0421
|
12
|
0.0172
|
-4.0628
|
0.0035
|
-20
|
0.0039
|
0.0009596
|
532
|
0.0013
|
-6.6453
|
0.0039
|
Umur simpan
merupakan kurun waktu ketika suatu produk makanan akan tetap aman,
mempertahankan sifat sensori, kimia, fisik, dan mikrobiologi tertentu, serta
sesuai dengan keterangan pelabelan data nutrisi, ketika disimpan pada kondisi
tertentu. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui umur simpan prosuk sosis
pada tiga suhu berbeda menggunakan metode Accelerated
Shelf-Life Testing (ASLT) atau Arhineus.
Accelerated Shelf-life Testing
(ASLT) merupakan metode yang digunakan dengan cara menyimpan produk pangan pada
lingkungan yang menyebabkannya cepat rusak, baik pada kondisi suhu atau
kelembaban ruang penyimpanan yang lebih tinggi. Data perubahan mutu selama
penyimpanan diubah dalam bentuk model matematika, kemudian umur simpan ditentukan
dengan cara ekstrapolasi persamaan pada kondisi penyimpanan normal (Kusnandar,
2014)
Metode Accelerated Shelf-Life
Testing (ASLT) ini dilakukan dengan menghitung energi aktivasi
(Ea) untuk mengetahui umur simpan produk. Energi
aktivasi merupakan energi minimal yang diperlukan untuk terjadinya suatu reaksi
kimia. Model persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai energi aktivasi
adalah persamaan Arrhenius. Nilai Ea dapat diperoleh dengan mengukur terlebih
dahulu nilai k pada beberapa suhu yang berbeda (T). Suhu yang digunakan umumnya
adalah suhu tinggi untuk mempercepat laju kerusakan produk. Selanjutnya adalah
membuat persamaan regresi antara nilai lin k (sumbu y) dengan 1/T (sumbu x).
Nilai Ea digunakan untuk menentukan nilai k pada suhu penyimpanan tertentu.
Jika nilai k dan nilai awal parameter mutu telah diketahui, maka umur
simpan (t) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi (Herawati,
2008)
Hasil yang diperoleh dari metode ini pada suhu ruang dapat bertahan 1
hari sedangan hasil yang kami dapat 1,82 atau 1 setengah hari. Pada klaim produk disebutkan
pada suhu 5ᴼC, namun dapat bertahan hingga 30 hari sedangkan hasil penghitungan dapat bertahan sekitar 12 hari saja. Hal ini dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Selanjutnya pada suhu -20ᴼC dapat bertahan 1 Tahun sedangkan
hasil yang kami dapat bisa mencapai 532 hari atau sekitar 1 tahun lebih 5 bulan.
Floros dan Gnanasekharan (1993) menyatakan terdapat
enam faktor utama yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan
pada produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme,
kompresi atau bantingan dan bahan kimia toksik atau off flavor.
Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan mutu lebih
lanjut, seperti oksidasi lipida, kerusakan vitamin, kerusakan protein,
perubahan bau, reaksi pencoklatan, perubahan unsure organoleptik dan
kemungkinan terbentuknya racun.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Umur
simpan merupakan kurun waktu ketika suatu produk makanan akan tetap aman,
mempertahankan sifat sensori, kimia, fisik, dan mikrobiologi tertentu, serta
sesuai dengan keterangan pelabelan data nutrisi, ketika disimpan pada kondisi
tertentu. Metode yang digunakan untuk menentukan unur simpan
produk sosis ini adalah Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) ini
dilakukan dengan menghitung energi
aktivasi (Ea) untuk mengetahui umur simpan produk. Hasil yang diperoleh dari
metode ini pada suhu ruang dapat
bertahan 1 hari sedangan hasil yang kami dapat 1,82 atau 1 setengah hari. Pada
klaim produk disebutkan pada suhu 5ᴼC, namun dapat bertahan hingga 30 hari
sedangkan hasil penghitungan dapat bertahan hanya 12 hari. Hal ini dapat
diakibatkan oleh banyak faktor. Selanjutnya pada suhu -20ᴼC dapat bertahan 1
Tahun sedangkan hasil yang kami dapat bisa mencapai 532 hari atau sekitar 1
tahun lebih 5 bulan. Enam
faktor utama yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada
produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi
atau bantingan dan bahan kimia toksik atau off flavor.
DAFTAR PUSTAKA
·
Andarwulan, N. dan P.
Hariyadi. 2004. Perubahan mutu (fisik, kimia, mikrobiologi) produk pangan selama
pengolahan dan penyimpanan produk pangan.
Pelatihan Pendugaan Waktu Kedaluwarsa (Self Life), Bogor,
1−2 Desember 2004.
Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
·
Damayanthi, E dan E. S.
Mudjajanto. 1995. Teknologi Makanan.
Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
·
Dr. Feri Kusnandar. Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi
Pangan
dan Peneliti SEAFAST Center Instititut Pertanian Bogor. Dalam jurnal Ilmu Pangan 2012
dan Peneliti SEAFAST Center Instititut Pertanian Bogor. Dalam jurnal Ilmu Pangan 2012
·
Floros, J.D. and V.
Gnanasekharan. 1993. Shelf Life Prediction of Packaged Foods: Chemical,
Biological, Physical, and Nutritional Aspects. G. Chlaralambous (Ed.).
Elsevier Publ., London.
·
Heny Herawati, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Bukit Tegalepek, Kotak Pos 101
Ungaran 5050. Dalam Jurnal Litbang Pertanian 2008
·
Millati, Tanwirul,
dkk. 2014. Penuntun
Praktikum Teknolgi Pengemasan dan Penyimpanan. Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar