Sabtu, 17 Oktober 2015

Laporan Praktikum Analisis KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
"Analisa Karbohidrat"

Disusun oleh :
1.      Dita Fitriani         ( 14106007 )
2.      Agatha Sonya       ( 14106001 )
3.      Andri Yanto          ( 14106031 )
4.      Aisyah Nur F        ( 14106014 )
5.      Reynaldo               ( 14106018 )

PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Karbohidrat merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam bahan pangan. Karbohidrat mempunyai zat gizi yang terdapat dalam makanan yang tersusun dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) dengan rumus fungsi karbohidrat adalah (CH2O)n. Karbohidrat adalah monomer dan polimer dari aldehid dan keton yang memiliki beberapa gugus hidroksil yang melekat. Fungsi karbohidrat bagi tubuh adalah sebagai sumber energi utama tubuh, cadangan energi dalam otot dan hati, untuk memperlancar pencernaan, dan sebagai pemanis alami. Jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya di bagi menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran molekulnya yaitu : Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida. Masing-masing dari senyawa ini memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dalam biokimia.
Monosakarida merupakan zat yang mereduksi dikarenakan adanya gugus karbonil. Biasanya disebut dengan menambahkan akhiran ose/osa (dalam istilah indonesia). Seperti gluocose (glukosa) dan fructose (fruktosa). Akhiran osa ini sering digunakan sebagai nama umum. Selain itu, penggolongan monosakarida pada jumlah atom oksigen yang terdapat di dalam senyawa. Contoh senyawa monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa dan sebagainya.
Disakarida (Oligosakarida) sangat penting untuk farmasi. Disakarida merupakan gabungan dua atau lebih monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosida. Contoh senyawa disakarida yaitu  sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu) dan maltosa. Sukrosa merupakan satu-satunya disakarida yang banyak terdapat pada tanam-tanaman, sari buah, air batang tebu, dan sebagainya.
Polisakarida merupakan senyawa yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida. Polisakarida sering juga dinamakan senyawa bukan gula karena rasanya tidak manis. Monomer-monomer polisakarida yaitu monosakarida dihubungkan oleh rantai glikosid yang dapat dipecah dengan cara hidrolisis. Contoh senyawa polisakarida yaitu amilum, selulosa dan glikogen.

1.2  Tujuan

1.      Melakukan identifikasi senyawa-senyawa karbohidrat
2.      Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat
3.      Menentukan senyawa-senyawa karbohidrat secara kualitatif
4.      Mengetahui sifat-sifat dasar dari Karbohidrat


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
         
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polisakarido keton atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H dan O. karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh. Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh (Soenardi, 2008).
Karbohidrat juga dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Fessenden:1990).
Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006).
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selama 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi) (Glory, 2013).

BAB III
METODOLOGI

4.1  Waktu dan tempat pelakasnaan

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal   :  Rabu, 7 Oktober 2015
Tempat            :  Laboratorium Biokimia Universitas Trilogi

4.2  Alat dan Bahan

A.    Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.       Baeker Glas 50 ml, 100 ml, 500 ml
2.       Kertas saring
3.       Kain penyaring
4.       Corong
5.       Pipet tetes
6.       Spatula
7.       Blender
8.       Tabung reaksi

B.     Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Etanol 95 %
2.      Kentang
3.      Larutan Kristal Natrium sitrat
4.      Natrium karbonat anhidridat
5.      Kupri sulfat
6.      Larutan 0,127 g I2 dalam air yang mengandung 3 g KI
7.      Sampel larutan (Glukosa, Sukrosan Tepung Beras, Maizena, Pocari sweat, gula pasir, Tropicana slim, dan madu).

4.3  Prosedur kerja

Cara kerja praktikum Biokimia ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Uji Benedict
1.      Menambahkan 5 tetes larutan Karbohidrat ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan reagen Benedict dan menghomogenkannya.
2.      Memasukkan semua tabung reaksi ke dalam penangas air mendidih selama 3 menit
3.      Biarkan mendingin dan bandingkan
4.      Amati sensitivitas dari reagen Benedict dengan mereaksikanya dengan larutan glukosa encer.
b.      Uji Iodine
1.      Larutan-larutan tepung maizena, sukrosa, glukosa, gula pasir, madu, pocari sweat, dan tropicana Slim dimasukkan kedalam masing-masing tabung.
2.      Kemudian menambahkan 2 tetes larutan Iodine ke masing-masing tabung
3.      Amati perubahan warna yang terjadi
c.       Isolasi Karbohidrat
1.      Kupas kentang dan memotongnya kotak-kotak
2.      Cuci kentang hingga bersih
3.      Kemudian kentang ditimbang sebanyak 100 g
4.      Potongan kentang yang telah ditimbang dimasukkan kedalam blender dengan menambahkan 60 mL aquades. Homogenkan selama 30 detik.
5. Selanjutnya disaring dengan secarik kain dan filtrat ditampung dalam gelas kimia 500 mL
6. Setelah itu tambahkan 30 mL aquadest, aduk rata dan biarkan mengendap.
7. Di dekantasi
8. Pati disusupensi dengan 10 mL etanol 95%
9. Saring dengan menggunakan kertas saring
10. Pati dikeringkan pada suhu kamar dan ditimbang.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1.      Uji benedict
Table 1. pengujian sampel karbohidrat dengan larutan benedict
No
Sampel
Warna awal
Warna akhir
1
Glukosa
Bening
Merah bata
2
Sukrosa
Bening
Merah bata
3
Pocari sweat
Putih Keruh
Merah bata
4
Madu
Orange
Merah bata
5
Maizena
Putih Keruh
Biru
6
Tropicana slim
Bening
Biru
7
Gula pasir
Bening
Biru
8
Tepung beras
Putih Keruh
Biru

2.      Uji iodine
Tabel 2. Pengujian sampel karbohidrat dengan larutan iodine
No
Sampel
Warna awal
Warna akhir
1
Glukosa
Bening
Merah bata
2
Sukrosa
Bening
Merah bata
3
Pocari sweat
Putih Keruh
Coklat Pekat
4
Madu
Orange
Merah bata
5
Maizena
Putih Keruh
Coklat
6
Tropicana slim
Bening
Coklat
7
Gula pasir
Bening
Coklat
8
Tepung beras
Putih Keruh
Coklat Pekat


3.      Isolasi karbohidrat

Berat cawan : 17,9807 g
Berat sampel kentang : 100,2425 g

Berat kertas What’s man : 1,0858 g
Jadi hasil bobot dari pati kentang : 2,6467 g

Atau dengan rumus :
% pati  =  bobot pati / bobot kentang x 100%
            =  2,6467 g / 100,2425 g  x  100 %
            =  2,6402 %

4.2 Pembahasan

Karbohidrat mempunyai zat gizi yang terdapat dalam makanan yang tersusun dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Karbohidrat sebagai salah satu nutrisi yang dibutuhkan bagi tubuh diklasifikasikan kedalam beberapa bagian yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Uji benedict yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata. Persamaan reaksi yang terjadi pada uji Benedict :
RCHO + 2 Cu2+ + 5 OH-                    RCO2- + Cu2O + 3 H2O
Uji benedict dilakukan dengan cara memasukkan 5 tetes sampel karbohidrat ke dalam tabung reaksi yang telah berisi reagen Benedict. Kemudian kita panaskan larutan tersebut hingga mendidih. Setelah itu baru kita bisa mengamati warna yang terbentuk pada endapan untuk menetukan apakah larutan itu positf atau negatif.
Percobaan Uji Benedict menunjukkan hasil bahwa larutan glukosa, sukrosa, pocari sweat dan madu menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan glukosa, sukrosa, pocari sweat dan madu mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Meizena, Tropicana Slim, gula pasir, dan tepung beras tidak menunjukan warna merah bata dan hanya memunculkan warna biru yang berarti larutan ini tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi
Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat. Dari hasil pengamatan Uji Iodin ini menunjukkan bahwa glukosa, sukrosa dan madu berwarna merah bata, tepung beras dan gula pasir memunculkan warna coklat pekat, sedangkan meizena, Tropicana slim, pocari sweat mengeluarkan warna coklat. Hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat
Pada proses isolasi karbohidrat pada kentang dilakukan dengan berbagai perlakuan antara lain dihomogenasi, disaring, diendapkan, didekantasi, dikeringkan dan ditimbang. Pada proses homogenasi kentang dipotong kecil agar mempermudah proses homogenasi dengan air. Selanjutnya  proses homogenasi dilakukan dengan bantuan blender yang dapat mengubah kentang dari ukuran padat menjadi ukuran koloid yang tersuspensi dengan air.  Kemudian campuran tadi disaring untuk mengurangi zat pengotor, kemudian cairan disuspensi dengan air dan campuran dibiarkan mengendap agar pengotor yang tersisa dapat terpisah, kemudian cairan di atasnya didekantasi untuk memisahkan pati dan pengotor lalu pekerjaan suspensi dan dekantasi dengan air diulangi sebanyak dua kali lagi agar pengotor yang dapat diendapkan dengan air benar-benar terpisah, kemudian pembilasan yang dilakukan dengan etanol agar pengotor non polar dapat terpisah, kemudian proses suspensi dan dekantasi diakhiri dengan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memantapkan proses pemisahan. Kemudian starch yang berhasil diisolasi dikeringkan dalam oven. Dari hasil perhitungan, kadar pati yang diperoleh adalah 2,6402 % dari 100 gram kentang.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.       Karbohidrat mempunyai zat gizi yang terdapat dalam makanan yang tersusun dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
2.       Jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya di bagi menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran molekulnya yaitu : Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida.

5.2 Saran
                  Dalam praktikum ini diperlukan konsentrasi dan ketelitian. Karena saat kita melakukan penimbangan yang tidak akurat itu akan mempengaruhi terhadap hasil pengamatan. Pencampuran larutan dengan takaran yang tidak tepat dapat menghasilkan warna yang tidak sesuai standar.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply
2.      Hermawan, S. 2015. Modul Praktikum Biokimia Pangan. Jakarta
6.      Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar