LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA PANGAN
“Analisa Kadar Protein pada
Dedak dengan Metode Kjeldahl”
Oleh:
Kelompok 2
Agatha Sonya Sekar Ningrum (14106001)
Dita Fitriani (14106007)
Mirnawati (14106032)
Nofi Diana (14106021)
Ryan Adhi Santoso (14106023)
Ian Yohanes Aritonang (14106025)
Dosen : Moh. Taufik S.TP,
M.Si
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein
merupakan salah satu unsur makro yang terdapat pada bahan pangan selain lemak
dan karbohidrat. Protein merupakan sumber asam amino yang mengandung unsur-
unsur C, H, O dan N dalam ikatan kimianya. Fungsi utama protein dalam tubuh
adalah sebagai zat pembentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang
sudah ada agar tidak mudah rusak.
Asam
amino yang terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam α-amino. Pada
asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan gugus
karboksil, atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino merupakan
pusat kiral, kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan
demikian seluruh asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin)
bersifat optik aktif. Perlu diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa
digunakan pada karbohidrat dapat pula diterapkan pada asam amino (Hart, 1990).
Analisis protein dalam bahan
pangan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode kuantitatif dan
kualitatif. Kadar protein yang ditentukan berdasarkan cara Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (crude
protein) karena terikut senyawaan N bukan protein.
Prinsip kerja dari metode
Kjeldahl adalah protein dan komponen organic dalam sampel didestruksi dengan
menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil destruksi dinetralkan dengan
menggunakan larutan alkali dan melalui destilasi. Destilat ditampung dalam
larutan asam borat. Selanjutnya ion- ion borat yang terbentuk dititrasi dengan
menggunakan larutan HCl.
1.2 Tujuan Penelitian
Praktikum
ini dilakukan untuk menentukan kadar protein dalam bahan pangan dengan metode
semimikro Kjeldahl.
BAB II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Bogor. Waktu pelaksanaannya, yaitu
pada hari Sabtu, tanggal 31 Oktober 2015 pukul 9.00-16.00 WIB.
2.2.
Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah: labu
kjeldahl 100 ml, alat penyulingan dan kelengkapannya, pemanas listrik, dan
neraca analitik.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel
dedag.
2.3. Prosedur Kerja
Sampel
dedag yang telah di haluskan. Ditimbang dengan seksama 1-2 gram sampel, masukan
kedalam labu kjeldahl 100 ml, tambahkan campuran 2 gram selen dan 25 ml H2SO4
pekat panaskan diatas pemanas listrik sampai mendidih dan larutan menjadi
jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 jam), biarkan sampai dingin, kemudian
encerkan dan masukan kedalam labu ukur 100 ml tetapkan sampai tanda garis,
pipet 5 ml larutan dan masukan kedalam alat destilasi dan tambahkan 5 ml NaOH
30%, tepatkan tetes indikator pp,kemudian sulingkan selama kurang lebih 10
menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah
dicampurkan indikator, bilasi ujung pendingin dengan air suling titar dengan
larutan HCL 0,01 N. Dan kerjakan penetapan blanko.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1 : Bobot dedak pada cawan porselen
No
|
Bobot kosong
|
Bobot isi dedak
|
Hasil
|
1
|
0,5131 gr
|
2,0497 gr
|
1,5366
|
2
|
0,5161 gr
|
2,0419 gr
|
1,5258
|
3
|
0,5104 gr
|
2,0078 gr
|
1,4754
|
Blanko
bobot cawan porselen 1: 2,0231 gr
Blanko
bobot cawan porselen 2: 2,0386 gr
·
Destilasi protein
Tabel 2 : Titrasi HCl pada sampel
dedak
No
|
Sampel dedak
|
Warna awal
|
Warna akhir
|
Volume HCl pada
titrasi
|
1
|
Sampel 1
|
Putih
|
Kuning seulas
|
10,2 ml
|
2
|
Sampel 2
|
Putih
|
Kuning seulas
|
4,4 ml
|
3
|
Sampel 3
|
Putih
|
Kuning
|
10 ml
|
Kadar
protein
Kadar protein
= 1,75 x 10-14
·
Hasil perhitungan data menggunakan
computer
Dedak
|
1
|
0,5131
|
10,2
|
0,1008
|
17,53
|
2
|
0,5104
|
10
|
0,1008
|
17,28
|
3.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein
pada suatu sampel. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah dedag
(pakan ternak). Kadar protein dari sampel dedak di uji dengan metode semimikro
Kjeldahl. Prinsip dari penentuan kadar
protein adalah senyawa nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4.
Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Ammoniak yang dibebaskan
akan diikat dengan asam borat dan kemudian dititar dengan larutan baku asam.
Pada metode
Kjeldahl ini, ada 3 proses yang terjadi, yaitu destruksi, distilasi, dan
titrasi. Pada proses destruksi, sample dipanaskan dalam H2SO4 pekat sehingga
terjadi penguraian sample menjadi unsur-unsurnya. Unsur N yang dihasilkan akan
dipakai untuk menentukan kadar protein. Untuk mempercepat proses destruksi,
perlu ditambahkan katalis. Katalis yang digunakan terdiri dari campuran K2SO3
dan HgO. Blanko berfungsi sebagai faktor koreksi dari adanya senyawa nitrogen yang berasal dari
reagensia yang digunakan. Dalam proses distilasi, larutan sample dan blanko
yang telah dingin ditambahkan air untuk melarutkan sample hasil destruksi dan
blanko. Pada dasarnya tujuan distilasi adalah memisahkan zat yang diinginkan,
yaitu dengan memecah ammonium sulfat manjadi ammonia (NH3) dengan tambahan NaOH-Na2S2O3
.5H2O.
Tahap
terakhir adalah tahap titrasi, diamana dilakukan titrasi pada sample dan blanko
dengan menggunakan larutan HCl 0,02N. Hasil dari titrasi ini akan dimasukkan
dalam suatu persamaan dan dihasilkan kadar N (dalam %). Kadar nitrogen yang
dihasilkan akan dikalikan dengan suatu faktor konversi, sehingga akan diproleh
kadar protein.
Hasil perhitungan yang kami peroleh dari data perhitungan manual dan
computer adalah untuk perhitungan manual yang kami dapatkan 1,75 x 10-14. Sedangkan
pada perhitungan computer sampel 1 : 17,53 dan untuk sampel 2 : 17,28.
Menurut Anggorodi (1995) kadar
protein pada dedak yang di peroleh adalah 12,9%. Hasil yang telah kami dapatkan atau yang telah kami hitung tidak terlalu
jauh berbeda dengan literatur yang kami temukan. Mungkin ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian atau dari kesalahan dari praktikum yang telah kami
lakukan.
BAB IV
SIMPULAN
Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan
dua metode yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Kadar protein yang
ditentukan berdasarkan cara Kjeldahl
disebut sebagai kadar protein kasar (crude protein) karena terikat senyawaan N bukan protein.
·
Hasil
perhitungan yang kami peroleh dari data perhitungan manual dan computer adalah
untuk perhitungan manual yang kami dapatkan 1,75 x 10-14 . sedangkan
pada perhitungan computer sampel 1 : 17,53 dan untuk sampel 2 : 17,28. Menurut
literatur kadar protein pada dedak yang di peroleh adalah 12,9%.
·
Hasil yang telah
kami dapatkan atau yang telah kami hitung tidak terlalu jauh berbeda dengan
literatur yang kami temukan. Mungkin ini disebabkan karena kurangnya ketelitian
atau dari kesalahan dari praktikum yang telah kami lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi,
H.R. 1995. Nutrisi aneka ternak ungas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hlm.
5-91.
Hart,H, 1990. Kimia
Organik. alih bahasa: Sumanir Ahmadi. Erlangga. Jakarta
Robert 1986. Biokimia
1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 66
Kurniawan, Gigih. 2013. Protein
Analysis Kjeldahl Metodh. http://chemistryinorganic.blogspot.com/2013/03/Protein-Kjeldahl.html
(online). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
· Wahyudi, Imam. 2013. Laporan
Praktikum Analisa Kadar Protein. http://wahyudi93.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-analisa-kadar-protein.html
(online). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013
·
Sari, Indah. 2013. Penentuan Kadar
Protein secara Lowry. http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/penentuan-kadar-protein-secara-lowry.html
(diunduh pada tanggal 2 November 2013 pkl 09.07 WIB)