Selasa, 27 Oktober 2015

Laporan Praktikum Biokimia Analisa Lipida

Tanggal : 28 Oktober 2015
Kelompok : 01
Asisten : Sherly pricilia




“ANALISA LIPIDA”


Disusun oleh :
Dita Fitriani ( 14106007 )
Agatha Sonya ( 14106001 )
Andri Yanto ( 14106031 )
Aisyah Nur F ( 14106014 )
Reynaldo ( 14106018 )


PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2015





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

         Lipid merupakan senyawa organik yang bersifat hidrofobik terdapat di alam dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan makhluk hidup. Fungsi lipid bagi makhluk hidup diantaranya sebagai sumber cadangan energi yang tersimpan dalam jaringan adipose, sebagai penyekat panas di sekeliling organ dan untuk perambatan cepat pada syaraf bermyelin. Lipid yang bersifat hidrofobik berarti bahwa zat tersebut sangat sukar atau sama sekali tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar. Lipid dapat larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman.
          Terdapat tiga golongan lipid yaitu lemak, fosfolid, dan steroid. Molekul lemak terdiri atas empat bagian : satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak merupakan unit pembangun pada lipid. Tiap asam lemak terdiri atas rantai hidrokarbon nonpolar yang panjang dengan gugus karboksil di ujungnya. Molekul gliserol mempunyai tiga gugus hidroksil (-OH) dan tiap gugus hidroksil ini dapat mengadakan interaksi dengan gugus karboksil asam lemak. Steroid adalah hormon yang penting seperti hormon kortek, adrenal, hormon seks, vitamin D, dan asam empedu.

1.2 Tujuan

              Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat dari lipida, mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada lipida dan melakukan analisa lipida secara kualitatif.





BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

             Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 13.15 sampai 15.45 WIB dengan tempat pelaksanaan di Laboratorium Biokimia Pangan Lt.4 Universitas Trilogi.

2.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang diperlukan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, rak tabung, pipit tetes, hot plate, penjepit kayu, pipet volume, bulb, kertas saring, beaker gelas, bunsen, dan spatula.

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain: Aquadest, etanol, kloroform, larutan natrium karbonat 2%, serbuk kalium hydrogen sulfat, larutan yod.Hubl / lugol, gliserol, minyak zaitun, minyak kelapa (minyak curah), minyak sawit kemasan, orchid butter, margarine, mentega, dan alkohol.

2.3 Prosedur Kerja
a. Uji Kelarutan
Disediakan 4 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml : Aquadest, Ethanol, Kloroform, Natrium Karbonat 2%. Selanjutnya, diteteskan lemak/minyak kedalam masing-masing tabung tersebut, dicatat pada pelarut mana yang paling sempurna. Terakhir diteteskan setetes larutan pada kertas saring, perhatikan ada tidaknya noda setelah menguap, kehadiran lemak ditandai dengan adanya noda.

b. Uji Ketidakjenuhan
Disediakan 5 buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi 1 ml dengan : Minyak Kelapa (minyak curah), Minyak Sawit kemasan, Mentega, Margarin, Minyak Zaitun. Selanjutnya ditambahkan 1 ml kloroform pada setiap tabung. Kemudian ditambahkan 2/3 tetes larutan Yod.Hubl. Terakhir diperhatikan perubahan warna yang terjadi.

c. Uji Akrolein
Disediakan 3 buah tabung reaksi, isi masing-masing tabung dengan 10 tetes minyak kelapa sawit, 10 tetes gliserol, 10 tetes asam lemak. Selanjutnya ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi serbuk kalium hidrogen sulfat. Kemudian dipanaskan hati-hati diatas api langsung,perhatikan asap yang terbentuk (akrolein ditandai dengan asap putih). Terakhir dituliskan persamaan dari reaksi pembentukan akrolein ini.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Uji Kelarutan

Tabel 1 : Uji Kelarutan Minyak Sawit


Sampel
Minyak Sawit 2 ml
Keterangan
Air (H2O)
2 tetes
Tidak Homogen
Ethanol
2 tetes
Homogen
Kloroform
2 tetes
Homogen
Larutan Natrium Karbonat 2%
2 tetes
Homogen (berubah warna)
 
                 Tabel ini menjelaskan bahwa pada uji kelarutan minyak sawit dengan beberapa konsentrat yaitu Air (H2O), Ethanol, Kloroform, dan Larutan Natrium Karbonat 2%. Percobaan pencampuran 2 ml Minyak sawit dan 2 tetes Air (H2O) menghasilkan larutan yang tidak homogen yaitu terdapat dua fase pemisah antara minyak dan air. Minyak berada di permukaan sedangkan air di bagian bawah. Selanjutnya adalah pencampuran Minyak sawit dengan ethanol bersifat homogen karena ethanol merupakan salah satu pelarut organik. Hal yang sama terjadi pada Kloroform yaitu larutan homogen. Percobaan 2 tetes Larutan Natrium Karbonat 2% dan minyak sawit 2 ml menghasilkan larutan yang homogen dan terjadi perubahan warna menjadi lebih putih. (Gambar 1&7)
    gambar 1         
gambar 2

Pada uji kelarutan diatas, hasil dari percobaan diteteskan pada kertas saring yang telah dibagi empat bagian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat endaptan atau tidak. Hasil pengamatan kualitatif didapat bahwa pada sampel air tidak terdapat endapan, sedangkan pada kloroform, ethanol dan natrium karbonat 2% terdapat sedikit endapan.

b. Uji Ketidakjenuhan

Sampel
Pelarut 1
Pelarut 2
Warna sebelum
Warna sesudah
Minyak Kelapa
3 tetes yod. Hubl
2 tetes Kloroform
Kuning
merah
Minyak Sawit
3 tetes yod. Hubl
2 tetes Kloroform
Kuning
merah
Mentega
3 tetes yod. Hubl
2 tetes Kloroform
Kuning pekat
Jingga
Margarin
3 tetes yod. Hubl
2 tetes Kloroform
Kuning pekat
merah
Minyak Zaitun
3 tetes yod. Hubl
2 tetes Kloroform
Kuning bening
merah

             Pada uji Ketidakjenuhan ini sampel yang digunakan yaitu: Minyak kelapa, minyak sawit, mentega, mergarin, dan minyak zaitun (lihat gambar 3). Adapun pelarut yang digunakan antara lain larutan yod. Hubl dan kloroform. Dari percobaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: 1 ml Minyak kelapa ditambah 3 tetes yod. Hulb dan 2 tetes kloroform yang awalnya berwarna kuning berubah menjadi merah. Hasil ini juga didapat pada sampel minyak sawit. Pada sampel mentega yang ditambahkan 3 tetes yod. Hulb dan 2 tetes kloroform yang awalnya berwarna kuning pekat berubah menjadi jingga. Sedangkan pada sampel margarin dan minyak zaitun yang ditambahkan 3 tetes yod. Hulb dan 2 tetes kloroform yang awalnya berwarna kuning pekat berubah menjadi merah. (Perhatikan gambar 4)
   Gambar 3           Gambar 4


                                                     


c. Uji Akrolein

               Uji sampel akrolein ditandai oleh adanya asap putih yang dikeluarkan pada saat pemanasan. Pada Uji Akrolein ini dilakukan dengan mengisi masing-masing tabung reaksi 10 tetes minyak (curah/kemasaan), 10 tetes gliserol, dan 10 tetes asam lemak (Gambar 4). Kemudian masing-masing tabung reaksi ditambahkan serbuk kalium hydrogen sulfat. Untuk mengamati perubahan warna yang terjadi dan apakah mengeluarkan asap atau tidak dilakukan pemanasan pada api bunsen.
Pada praktikum ini diketahui bahwa minyak sawit yang ditambahkan serbuk kalium hydrogen sulfat mengeluarkan asap berwarna putih dengan bau yang menyengat dan warna berubah menjadi kecoklatan serta larutan menjadi lebih cair dari sebelum dipanakkan namun terdapat endapan putih (gambar 5&6). Hal ini menunjukkan bahwa sampel ini positif membentuk akrolein.
Selanjutnya pada percobaan gliserol yang ditambahkan 1 spatula serbuk kalium hydrogen sulfat dan dipanaskan dengan bunsen hingga mendidih menghasilkan asap berwarna putih dengan bau yang sangat menyengat dan warna berubah menjadi kehitaman (perhatikan gambar 5&7), terdapat busa saat larutan mendidih, serta terjadinya pengendapan menjadi kristal. Hal ini menunjukkan bahwa sampel ini positif membentuk akrolein.
Terakhir percobaan pemanasan Asam lemak ditambahkan 1 spatula serbuk kalium hydrogen sulfat tidak menghasilkan asap apapun dan tidak berbau menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa sampel ini negatif membentuk akrolein.



     Gambar 5    Gambar 6           Gambar 7



                                                                

Gambar 8 menjelaskan dan menampilkan hasil dari seluruh percobaan yang telah dilakukan.





BAB IV
PENUTUP

Simpulan

               Lipid merupakan senyawa organik yang bersifat hidrofobik terdapat di alam dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan makhluk hidup. Fungsi lipid bagi makhluk hidup diantaranya sebagai sumber cadangan energi yang tersimpan dalam jaringan adipose, sebagai penyekat panas di sekeliling organ dan untuk perambatan cepat pada syaraf bermyelin. Pada praktikum ini dilakukan 3 percobaan yaitu Uji Kelarutan, Uji Ketidakjenuhan, dan Uji Akrolein. Pada Uji Kelarutan sampel air tidak terdapat endapan, sedangkan pada kloroform, ethanol dan natrium karbonat 2% terdapat sedikit endapan. Pada Uji Ketidakjenuhan hasil yang diperoleh Minyak kelapa, minyak sawit, mergarin, dan minyak zaitun berwarna merah sedangkan mentega berubah menjadi jingga. Pada Uji Akrolein sampel minyak sawit dan gliserol dapat membentuk akrolein yang ditandai adanya asap putih sedangkan asam lemak tidak dapat membentuk akrolein karena tidak menghasilkan asap putih.



DAFTAR PUSTAKA

• Almatsier, J. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
• Girindra, A. 1993. BIOKIMIA 1. Penerbit Gramedia. Jakarta
http://www.academia.edu/5471304/Makalah_LEMAK_dan_LIPID_-_Ilmu_Nutrisi
• Hawab, H.M. 2005. Pengantar Biokimia. Edisi Revisi. Bayumedia. Medan
• Seftiono, Hermawan. 2015. Modul Praktikum Biokimia Pangan. Universitas Trilogi. Jakarta
• Willey, 2000 dikutip dari http://arenlovesu.blogspot.co.id/2009/10/lipid-lemak.html tanggal 27 Oktober 2015